Voluntree

Voluntree

Minggu, 19 Juni 2011

Pertolongan Pertama Pada Luka Tusuk

Seperti yang teman-teman ketahui banyak hal yang menyebabkan terjadinya luka tusuk, seperti pisau, paku dan mungkin juga peluru. Luka tusuk juga mempunyai tipikal yang berbeda, ada yang hanya sampai pada batas daging, ada juga yang menembus tulang bahkan ada yang menembul tulang dan daging dibagian belakangnya seperti luka tembak (dikategorikan hampir sama dengan luka tusuk).

Terkadang kita melihat perdarahan yang ditimbulkan luka tusuk hanya seperti biasa saja, namun jika dilihat lebih teliti maka ada perdarahan dalam yang berat.

Untuk luka tusuk yang bendanya tidak lagi menancap atau memang telah menembus bagian dibelakangnya sehingga tercipta luka tusuk keluar, maka Pertolongan Pertama yang harus dilakukan adalah:

1.Tenangkan korban karena biasanya korban akan mengalami ketakutan.
2.Periksa ada tidaknya luka tusuk keluar (tembus) terutama pada luka akibat
tembakan.
2.Segera hentikan perdarahan, baik pada luka tusuknya atau pun juga pada luka
tembusnya.
3.Bila memang diperlukan segera berikan tindakan bantuan hidup dasar.
4.Lakukan Pertolongan Pertama pada syok, jika ditemukan tanda syok pada korban.
5.Immobilisasi tulang punggung bila luka terjadi pada daerah kepala, leher dan
batang tubuh.
6.Rujuk segera korban ke fasilitas kesehatan dan terus perhatikan tanda vital.

Penanganan luka tusuk tanpa ada benda yang masih menancap sedikit lebih mudah menanganinya dibandingkan dengan yang masih ada benda yang menancap pada tubuh korban.

Perlu cara khusus untuk hal ini, mengingat jika benda yang menusuk tersebut bisa berupa pisau, paku atau benda runcing lainnya apabila dicabut akan mengakibatkan luka dan perdarahan bertambah parah dan terjadi perdarahan luar yang sangat hebat.
Untuk kasus seperti ini apabila teman-teman temukan, maka langkah-langkah Pertolongan Pertama yang harus dilakukan untuk menolong korban tersebut adalah sebagai berikut:

1.Stabilkan benda yang menancap tersebut agar jangan bergerak karena bisa
menyebabkan luka bertambah lebar dan parah. Gunakan tangan penolong untuk
menjaga agar benda yang menancap tidak bergerak.
2.Jangan mencabut benda yang menancap tersebut!! Kecuali jika benda tersebut
menancap di pipi korban (akan dibahas lebih lanjut).
3.Buka bagian yang luka sehingga terlihat dengan jelas oleh penolong.
4.Segera hentikan perdarahan dan ingat jangan sampai menekan benda yang
menancap tersebut.
5.Stabilkan benda yang masih menancap tersebut dengan menggunakan penutup luka
tebal, atau berbagai variasi misalnya membuat pola seperti donat dari
pembalut mitela, pembalut gulung dan lainnya.
6.Jika mulai tampak tanda syok segera lakukan Pertolongan Pertama syok untuk
korban.
7.Berusaha menjaga agar korban tetap tenang dan istirahat.
8.Segera bawa korban ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan medis
selanjutnya.

Satu hal yang harus diingat, ketika kita menemukan benda yang menancap tersebut sangat panjang sehingg menyulitkan kita untuk memberikan Pertolongan Pertama maka langkah yang harus diambil adalah memotong benda tersebut. Lakukan dengan sangat hati-hati agar benda tersebut tidak menyebabkan luka makin parah dan makin bertambah dalam. Jika teman-teman kesulitan untuk memotongnya mintalah bantuan kepada orang lain yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu seperti dokter atau penolong yang sudah terlatih.
Baca selengkapnya...

Senin, 06 Juni 2011

SEKILAS KINERJA PMI DARI MASA KE MASA

Dasawarsa I 1945 -1954
Pada masa perang kemerdekaan RI, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama, Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belanda dan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yang akan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran.

Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagai Tim Mobil Collone.
Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948 disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951 dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang.
PMI juga mulai menyelenggarakan kegiatan pelayanan sumbangan darah yang masih terbatas di Jakarta dan beberapa kota besar seperti Semarang, Medan, Surabaya dan Makasar dengan nama Dinas Dermawan Darah.

Dalam peristiwa pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan), PMI bekerjasama dengan ICRC melaksanakan pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh Dr. Bahder Djohan dan BPH Bintara berupa Rumah Sakit terapung di Ambon. Juga diadakan penyampaian berita keluarga yang hilang/ terpisah serta mengunjungi tawanan.

PMI mulai mengembangkan kegiatn kepemudaan dengan 7.638 anggota remaja di 29 Cabang PMI. Bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Guru, murid dan anak-anak sepakat membentuk unit PMR di sekolah-sekolah, penerbitan majalah PMR, korespodensi, pertukaran album, lomba, pameran lukisan, serta penyelenggaraan sanatoria (perawatan paru-paru untuk anak-anak).

DASAWARSA II 1955 - 1964
Akibat Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat dan Permesta di Sulawesi Utara, Markas Besar PMI mengirimkan kapal-kapal PMI ke daerah tersebut untuk menjemput orang-orang asing di sana dan juga mengirimkan 4 tim medis ke Sumatera serta 6 tim ke Sulawesi Utara.
Setelah Presiden Soekarno mencetuskan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk membebaskan Irian Barat pada tanggal 19 Desember 1961, Pengurus Besar PMI memanggil Kesatuan Sukarela seluruh Cabang untuk siap siaga. Kemudian terbentuklah Kesatuan Nasional yang terdiri dari 11 cabang yang telah diseleksi. Sukarelawan Palang Merah yang ditugaskan sebagai perawat berjumlah 259 orang dan 770 orang sebagai cadangan.

Pada peristiwa Aru 15 Januari 1952, yaitu tenggelamnya Kapal Perang RI Macan Tutul, sebanyak 55 orang awak kapal perang tersebut menjadi tawanan Belanda sehingga atas permintaan Menteri/KSAL, PMI menghubungi ICRC untuk menangani tawanan tersebut. Berkat usaha Sekjen PBB, pihak Belanda menyetujui penyerahan awak kapal di Singapura.
Pada tahun 1963 ketika Gunung Agung di Bali meletus , PMI bersama Dinkes Angkatan Darat RI membantu penanggulangan para korban bencana tersebut.

Ketika Tim Kesatuan Nasional PMI ke Kalimantan Barat dalam rangka Dwikora (Dwi Komando Rakyat), telah dikirimkan Tim Kesehatan Nasional untuk membantu Operasi TUMPAS di Sulawesi Selatan.

DASA WARSA III 1965-1975
Penerbitan Surat Keputusan mengenai Peraturan menteri Kesehatan RI No.23 dan No.024 mengenai pengakuan Pemerintah RI untuk pertamakali terhadap keberadaan Usaha Transfusi Darah (UTD) PMI.
Dalam peringatan HUT PMI ke-25 , 17 September 1970 , Pengurus Besar PMI mengeluarkan suatu medali khusus dan penghargaan kepada perintis-perintis PMI, seperti: Drs. Moh. Hatta dan Prof. Dr. bahder Johan dan Pengurus PMI Daerah/Cabang seluruh Indonesia.
Setahun kemudian ,1971 diresmikan berdirinya suatu DAJR (Dinas Ambulance Jalan Raya) Jakarta - Bandung sebanyak 7 pos yang dipusatkan di RSU-PMI Bogor. Ambilans yang digunakan adalah ambulance Falcon yang dilengkapi personil, alat-alat pertolongan pertama, dan telepon radio.

DASAWARSA IV 1975 -1984
Kerjasama PMI-ICRC
PMI mulai berperan di Timor Timur bulan Agustus 1975 sejak mengalirnya pengungsi Timor Timur ke perbatasan Timor Barat di Atambua. Operasi kemanusiaan di Dili dimulai bulan Desember 1975 atas permintaan PSTT (Pemerintah Sementara Timor Timur). Kemudian kelak pada bulan Oktober tahun 1979 PMI bekerja sama dengan ICRC mulai membuka pos bantuan relief di 7 Kecamatan terpencil di Timor Timur.
Atas permintaan Pemerintah RI, PMI didukung UNHCR membentu pengungsi Vietnam di Pulau Galang dalam bidang kesehatan dan kesejahtraan social, antara lain dengan mendirikan RS Pulau Galang. PMI juga mengadakan Tracing and Mail Service bekerjasama dengan ICRC.

Bencana Alam
Ketika gempa bumi melanda Bali Juli 1976 yang melanda 3 dari 5 kabupaten
PMI mengerahkan tenaga sukarela, membuka Dapur Umum dan membantu perbaikan 500 buah rumah. Bekerjasama dengan tim medis dari Angkatan Darat, memberikan pelayanan kesehatan makanan dan obat-obatan.
Di tahun yang sama gempa bumi melanda Kecamayan Kurima dan Okbibab di Kabupaten Jayawijaya dengan kekuatan 6,8 Skala Richter.
PMI juga turun langsung membantu korban bencana Galunggung tahun 1982 selama beberapa bulan

Transfusi Darah
Tahun 1978 Pengurus Pusat memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertamakalinya kepada donor darah sukarela 75 kali.
Ketentuan tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah dikeluarkan oleh pemerintah melali Peraturan Pemerintah No.18 th 1980

DASAWARSA V 1984 - 1994
Setelah beberapa kali pindah dari Jl.Abdul Muis ke beberapa lokasi, akhirnya kantor pusat PMI menetap di Jl.Jendral Gatot Subroto Kav.96 yang diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1985.

Tracing and Mailing RRC-RI
Selain pelayanan Tracing and Mailing Service (TMS) untuk pengungsi di Pulau Galang, pada tahun 1987 TMS PMI mengurus kunjungan keluarga dari RRC ke Indonesia yang pertama kalinya sejak hubungan diplomatik kedua negara itu tahun 1967 terputus.
Di Jakarta, PMI ikut membantu para korban musibah tabrakan kereta api Bintaro berupa pertolongan P3K, Transfusi Darah, TMS, serta pemberian pakaian pantas di sejumlah RS di Jakarta tempat korban dirawat.

Bencana alam
PMI mengerahkan 700 orang KSR/PMR dan 8 tenaga dokter untuk membantu korban banjir bandang di Semarang Jawa Tengah dan juga ikut membantu korban Letusan Gunung Kelud Jawa Timur tahun 1990 dengan bantuan pangan dan obat-obatan senilai Rp.8.583.400,-
Untuk turut menanggulangi bencana gempa bumi Tsunami di Flores 12 Desember 1992, PMI membentuk Satgas KSR Serbaguna yang disebut SATGAS MERPATI I.

Perang Teluk tahun 1991
Dengan pecahnya Perang Teluk, Pemerintah Indonesia mempercayakan kepada PMI untuk memimpin pengiriman bantuan masyarakat Indonesia dengan pesawat khusus ke Jordania, untuk korban Perang Teluk sebanyak dua kali. Bantuan sandang, pangan, obat-obatan dan peralatan listrik yang diberikan senilai 249 juta rupiah.

Uji Saring Darah HIV
Penyebaran virus HIV yang semakin meningkat mendorong terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.622/1992 tentang kewajiban pemeriksaan virus HIV pada donor darah. Sejalan dengan itu, Depkes RI memberikan bantuan reagensia untuk pemeriksaan virus HIV kepada PMI yang diperuntukkan bagi segenap UTDC-PMI.

Temu Karya KSR
Pada bulan Juli 1992 diadakan Temu karya dan Lomba KSR Tingkat Nasional di Lombok NTB diikuti pula oleh peserta dari Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Jepang.

DASAWARSA VI 1994 - 2004
Bencana Alam (Gempa Bumi)
Kembali pada tahun 1994 ,Pengurus Pusat membentuk Tim SATGAS MERPATI II untuk membantu korban bencana Gempa Bumi di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi-Jawa Timur.
Juga pada tahun 1999, saat propinsi Bengkulu ditimpa gempa berkekuatan 7,9 skala richter, PMI dengan dukungan fasilitas Federasi Internasional dan Palang Merah Norwegia mendirikan rumah sakit lapangan berkapasitas 150 bed menggantikan fungsi rumah sakit setempat yang rusak di kota itu selama 10 bulan.
Gempa lainnya berskala 6,5 richter juga menimpa Banggai di Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2002, dan beberapa bulan kemudian pada Juli 2000 gempa terjadi juga di 24 Kecamatan di Sukabumi dan Bogor.

Banjir
Akhir tahun 2000 banjir menimpa wilayah Aceh. Dengan bantuan ICRC di Lhoksumawe, Tim PMI ikut turun tangan membersihkan jalan-jalan dan fasilitas sosial lainnya dan memberikan bantuan 4000 paket bantuan alat kebersihan. Pada periode yang sama, banjir juga melanda Gorontalo Sulawesi Tengah yang mengakibatkan wilayah tersebut terutama di Kecamatan Ranoyapo terisolir banjir.
Banjir Lumpur dikuti longsor juga melanda wilayah Jawa Barat selama beberapa hari pada bulan Pebruari. Banjir bandang terjadi pula di NTB. 1000 paket bantuan PMI dan 610 petromaks disumbangkan oleh Federasi Internasional melalui PMI.
Awal Agustus 2001, banjir besar juga telah menghancurkan 8 Kecamatan di Kabupaten Nias Sumetera Utara. PMI telah mengirimkan obat-obatan dan bantuan paket keluarga berupa peralatan dapur, kelambu nyamuk, pakaian, selimut dan gula untuk memenuhi kebutuhan darurat sehari-hari di Nias.

Penanggulangan Bencana Konflik
Suatu konflik vertikal telah berlangsung di Aceh sejak Januari 2000, konflik horizontal di Poso Sulawesi Tengah pada 23 Mei 2000 dan kerusuhan hebat di Maluku Utara pada 17 Mei 2001. Di Aceh PMI bekerjasama dengan ICRC secara intensif melakukan kegiatan evakuasi korban luka dan mayat, membagikan bantuan pangan, pelayanan kesehatan darurat serta penyampaian berita keluarga. Sedangkan untuk Poso, PMI berkoordinasi dengan ICRC menyalurkan bantuan 4000 paket keluarga diikuti bantuan dari RCTI berupa tikar, sarung, handuk, jerigen, sabun mandi, sabun cuci dan pakaian yang diperuntukkan kepada 2000 orang. Sedang untuk konflik yang terjadi di Maluku Utara, kembali PMI bekerjasama dengan ICRC menyalurkan 5.655 paket bantuan keluarga kepada korban disamping pelayanan kesehatan di Tobelo dan Galela. Bantuan tambahan sebanyak 4500 paket dan 2000 unit peralatan sekolah dan seragam dari Kedutaan Besar Jepang. Di samping itu bantuan satu unit kendaraan juga telah dikirim ke Ternate dari Jakarta untuk membantu operasional teknis lapangan.

CBFA- Tarakan dan Lampung
Proyek pengembangan kesehatan berbasis masyarakat (CBFA) telah dimulai di Kalimantan Timur dan Tengah sejak Juni 2000. Bantuan disponsori oleh Palang Merah Belanda dengan Fasilitas Federasi Internasional bertujuan memperbaiki status kesehatan masyarakat di wilayah sasaran.

PMI KINI

Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka PMI harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai stakeholder untuk ikut mengambil peran aktif di dalamnya.
Baca selengkapnya...

Sabtu, 04 Juni 2011

BENCANA

Indonesia merupakan negara tropis yang tepat berada di tengah bumi. letaknya yang tepat berada di pertemuan dua lempeng dunia membuat di indonesia terjadi banyak bencana, mulai dari tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan masih banyak bencana lagi. Itulah sebabnya indonesia sering di sebut supermarket bencana. Masih sangat hangat di benak kita ketika aceh dan sumatra utara di ratakan oleh sunami, jogja di guncang gempa bumi, lumpur lapindo yang tidak habis-habisnya menyemburkan matrialnya,
beberapa gunung beapi dengan tampa di komando secara hampir bersamaan mengalami aktivitas yang cukup mengkhawatirkan, longsor terjadi hampir mepata di seluruh wilayah indonesia dan masih banyak lagi bencana yang silih berganti menghujam indonesia.





Tanpa di sadari bencana selalu mengancan kita. Bencana dapat di kategorikan menjadi dua. Pertama bencana yang datang akibat ulah manusia, kedua bencana karena proses alamiah atau disebut bencana alam. Manusia terkadang sering lupa menempatkan dirinya sebagai penguasa jagad raya. Eksploitasi besar-besaran di lakukan manusia tanpa memperhatikan keseimbangan alam. Eksploitasi terhadap hutan, mimyak bumi dan banyak lagi bahan dari alam yang di habiskan untuk memuaskan hasrat manusia. Sehinga menimbulkan hazards, vulnerability dan risk yang nantinya dapat menimbulkan disaster


Hazards adalah ancaman/bahaya yang ditimbulkan oleh phenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, menyebabkan kehilangan harta-benda, mata pencaharian, dan/atau kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran dll. Vulnerability (kerentanan) adalah keadaan atau kondisi yang mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana.sedangkan risk adalah Kemungkinan akan munculnya kehilangan, sebagai akibat dari kerawanan dan kerentanan dari situasi dan kondisi yang buruk Disasters (bencana) adalah kerusakan yang serius akibat phenomena alam yang luar biasa dan/atau yang disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar;”Kita akan terus hidup bersama hazard, tetapi hazard tidak harus menjadi bencana”


”Akan lebih manusiawi dan berbiaya murah bila kita mengurangi kerentanan masyarakat dibandingkan kita menunggu sampai datangnya bencana dan kemudian menolong mereka”
Peringatan dini.Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi, meramalkan, dan apabila diperlukan mengeluarkan Tanda Peringatan, tentang akan datangnya suatu peristiwa hazards. Peringatan Dini perlu didukung informasi tentang situasi aktual dan potensi resiko yang mengikuti peristiwa hazards yang akan datang tersebut. Peringatan dini memungkinkan masyarakat untuk mempersiapkan diri mengantisipasi resiko yang mengikuti peristiwa hazards dan melalukan upaya-upaya pencegahan atau mitigasi (mengurangi dampak bencana). Peringatan dini perlu disebarluaskan kepada berbagai pihak terkait, termasuk kepada masyarakat untuk memudahkan mereka dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat.


Peringatan dini dapat bersumber dari :
- Badan Meteorologi dan Geofisika;
- Kementerian Kesehatan (u/wabah penyakit);
- Kearifan tradisional;
- Sumber-sumber media, citra satelite melalui internet;

Perencanaan Masyarakat sangat bergantung pada upaya pengumpulan informasi yang akurat, analisa informasi, baik pada periode sebelum bencana, selama bencana, ataupun sesudah bencana.

Masyarakat perlu menetapkan sebelumnya :
- Jenis informasi yang diperlukan;
- Bagaimana cara memperoleh informasi tersebut, dan siapa yang akan mengumpulkannya;
- Siapa yang akan menganalisa informasi tersebut;
- Bagaimana mengintegrasikan informasi tersebut kedalam proses pengambilan keputusan;
Perhimpunan Nasional perlu menetapkan prosedur pengelolaan informasi diatas.


Risk = Resiko
Hazard : Bahaya / Ancaman
Vulnerability : Kerentangan Baca selengkapnya...

LATIHAN GABUNGAN TRAVELING

TSR PMI Kota Bogor bekerja sama dengan Forpis Kota Bogor berencana kan menggelar kegiatan Latihan Gabungan Traveling. Tujuan Kegiatan ini :
1. Untuk Mempererat Persahabatan
2. Refresing setelah Ulangan Umum
3. Edukasinya adalah latihan bareng dan persamaan persepsi

Menurut rencana kegiatan akan dilaksankan pada tanggal 26 Juni 2011 jadi sudah memasuki liburan kenaikan kelas. Tempat di CIFOR situ gede, peserta anggota PMR dari mulai tingkat Mula, Madya sampai Wira. Pelaksana teknis kegiatan adalah TSR yang bekerjasama dengan KSR.

Untuk Info lebih lanjut bisa hubungi :
1. Dian Yugo ( ketua TSR) CP : 085881491110 / 081311361601
2. Dita (Korcab Forpis) CP : 085691626508

Silahkan Terbuka untuk PMR Kota Bogor Baca selengkapnya...